Oknum S, Kades Hajak Diduga Berbuat Asusila Dengan Istri Warganya Sendiri, Anak Korban Minta Bantuan ke Bupati

oleh -88 views
oleh

Pitri: saya kuatir keselamatan ibu saya

Muara Teweh. Dugaan perbuatan asusila yang dilakukan S oknum Kades Hajak terhadap warganya sendiri yang konon sudah bersuami, bahkan telah memiliki cucu masih berbuntut panjang.

I dan suaminya memilih tinggal di hutan dalam pondok tak layak huni

I (48 thn) istri warganya sendiri yang menjadi korban asusila S,. yang saat ini menjabat sebagai Kades Hajak setelah kejadian cabul yang dialaminya mengakibatkan I merasa shok dan malu di desa Hajak hingga I sempat melakukan percobaan bunuh diri didapur rumahnya.

Konon percobaan bunuh diri dilakukan I karena S, sang Kades tidak memenuhi janjinya memperistri I setelah S melakukan persetubuhan dengan I.

Terkait adanya dugaan persetubuhan I dengan S yang sudah memiliki suami dan istri, upaya Perdamaian adat kabarnya sudah dilakukan S dengan I bersama M suami I. Perdamaian dilaksanakan di Polsek Teweh Tengah, Kab. Barito Utara.

Namun setelah perdamaian ditempuh di Polsek Teweh Tengah, I dan M memilih tinggal di pondok yang berada di hutan.

I mengaku mengalami sakit di dada

Kepada awak media ini ketika berkesempatan bertemu dengan I dan M mengatakan sengaja memilih tinggal di Pondok di tengah hutan karena menanggung malu.

“Kami lebih tenang disini pak. Daripada kami menanggung malu di kampung” kata M suami I sembari bercerita terkait kejadian asusila yang dialami istrinya dari awal hingga pasca perdamaian di Polsek Teweh Tengah.

Tanpa canggung sedikitpun, M dan I bercerita di depan kamera awak media.

Sepenggal pengakuan W terhadap perjanjian adat yang ditanda tanganinya adalah untuk mendapatkan bukti semata dan uang 500 ribu yang diterima di Polsek Teweh itu dianggap suatu penghinaan, tapi dengan alasan jenuh berurusan maka uang itu diterima saja.

Fitri, Anak I, mohon bantuan Bupati bisa memfasilitasi mengeluarkan Ibunya dari hutan

Melalui jalan setapak dan berjalan kaki, awak media berhasil menemui I dan M. Melihat keadaan pondok yang mereka tinggali, pondok tersebut sangat tidak layak di huni. Atap pondok terlihat compang camping karena robek menembus langit. Dipastikan kalau hujan turun pasti membasahi penghuninya. Pondok panggung itupun tanpa dinding yang memadai.

Mengetahui ayah dan ibunya tinggal di pondok yang berada di tengah hutan, Pitri anak I merasa prihatin dan takut atas keselamatan dan kesehatan ibu kandungnya.

“Saya sebagai anak sangat sedih dan prihatin pak. Akibat kejadian yang dialaminya, keluarga besar kami sangat shok dan malu. Sampai bapak dan ibu saya nekat memilih mengungsi ke hutan.” Kata Pitri kepada awak media. (18/01/23)

“Saya sangat kuatir terhadap keselamatan dan kesehatan ibu saya pak..saya tahu ibu saya kurang baik kesehatannya, saya pernah jumpa dengan ayah kala dia belanja. Aku sudah membujuk agar mereka kembali ke rumah di desa. Tapi mereka tidak bergeming dan tetap tinggal di hutan” ujar Pitri sedih.

“Ibu kemarin sempat mau bunuh diri. Saya takut bila ibu tinggal sendirian di pondok, kalau kalau terjadi hal buruk terhadap ibu saya. Saya sudah menyurati Bupati agar Sudi kiranya memberikan fasilitas dan memfasilitasi agar ibu dan bapak bisa kembali kerumah. Saya berharap bapak Bupati berkenan. Biar ibu dan bapak saya tinggal bersama saya. Demi keselamatan dan kesehatan ibu saya. Mohon pak Bupati” kata Pitri mengiba.

Haji Tajeri, Anggota DPRD Barito Utara ikut memberi tanggapan terkait surat permohonan Pitri.

H. Tajeri: sangat mendukung, Pemda merespon Surat dari anak korban

“Kita sangat mendukung terhadap hal ini, semoga Pemerintah Daerah merespons positif surat dari anak korban” tulis H.Tajeri melalui WhatsApp kepada awak media.

Aksi demo warga minta S, Kades Hajak di pecat

Seperti diketahui publik bahwa akibat dugaan adanya perbuatan cabul yang dilakukan S, Oknum Kades Hajak, ratusan warga Desa Hajak melakukan aksi ke DPRD dan Kantor Bupati menuntut S sebagai Kades Hajak dipecat.

Redaksi.

No More Posts Available.

No more pages to load.